Pengaturan pola makan anakan murai batu



Rahasia sukses para penghobi untuk memenangkan Murai Batu peliharaanya tidak terlepas dari perhatian pola pakannya. Itulah kenapa, pengaturan pola pakan menjadi hal yang urgen untuk diketahui semua penghobi ketika memelihara Murai Batu. penghobi yang asal-asalan dalam pemberian pakan tentu membawa pengaruh buruk terhadap Murai Batu tersebut. Efek pengaruh buruknya : Murai Batu biasanya susah jinak, kegacoran suara tidak terjaga, sulit mengatur kenaikan birahi tarungnya, lebih jelasnya Murai Batu yang seperti ini belum siap mengikuti lomba.

Masa anakan menjadi saat terpenting dalam pengaturan pola pakan. Kenapa? Di usia ini, pengaturan pola pakan tidak hanya mempengaruhi keadaan Murai Batu, terlebih lagi kepada keberlangsungan hidupnya. Banyak kematian Murai Batu anakan terjadi akibat kesalahan pemberian pakannya. Misalnya, sudah memberikan voer di usia Murai baru 1 minggu. Itu tidak dianjurkan. Padahal, masa Murai Batu anakan masih membutuhkan jenis pakan yang bersifat alami, seperti kroto.

Melihat betapa pentingnya pengaturan pola pakan terhadap Murai Batu anakan, mengharuskan penulis untuk mencari tau informasi mengenai tata cara pengaturan pola pakan yang benar. Dan berikut pengaturan pola pakan yang diterapkan salah satu penangkar Murai Batu ternama yaitu SKL Bird Farm dalam memelihara anakan-anakan Murai Batu.

Minggu pertama. Murai batu yang baru menetas dari telurnya memerlukan suntikan vitamin dan protein yang baik dari pakannya, itu terdapat pada Kroto. Jadi, usahakan di minggu pertama ini pemberian pakan Murni Kroto dengan sebelumnya dibasahkan pakai air. Waktu pemberian pakan sesering mungkin, tetapi dengan porsi Kroto yang secukupnya. Perhatikan waktu pagi dan sore hari, Murai Batu anakan harus sudah diberi pakan.

Minggu kedua. Latih Murai Batu untuk merasakan voer, yaitu mencampurkannya pada kroto. Dengan perbandingan yang lebih sedikit, 30% voer : 70% kroto. Lakukan penyaringan pada pencampuran pakan yang sudah digiling/blender tersebut. Menghindari ada butiran serbuk pakan yang keras masuk saat pemberian pakan, ditakutkan akan mengganggu sistem pencernaannya. Demi mempermudah masuknya pakan, beri sedikit air kemudian aduk merata. Pakan yang tersisa jangan lagi dipakai untuk keesokan harinya, lebih baik anda buat yang baru.

Minggu ketiga. Di minggu ini, perbandingan pakan antara kroto dan voer bisa dibuat seimbang, 50:50. Tetap gunakan dua jenis pakan ini saja, karena kemampuan pencernaan pada usia tiga mingguan masih belum tahan untuk mengolah jenis pakan yang berat. Waktu pemberian pakan juga tidak berubah polanya, sebagaimana jam pakan yang anda tentukan lakukan hal yang sama. Dengan begitu, diharapkan Murai Batu sudah merasa dilatih pola hidupnya.

Minggu keempat-dst. Memberikan jenis pakan lain sudah boleh sesekali dilakukan. Ulat, jangkrik, belalang dapat anda berikan sebagai pakan, dengan syarat berikan yang berukuran kecil dahulu. Setelah terlihat cukup mampu, barulah berikan pakan yang berukuran biasa. Pemberian pil vitamin tambahan juga sudah dibolehkan. Pada titik ini cobalah untuk melatih Murai Anakan lebih mendalam, seperti melatih agar makan dan mandi sendiri. Semua itu berguna agar Murai Batu lebih cepat meraih masa mabungnya menuju Murai Batu dewasa.

Sebagai kesimpulan, semua pengaturan pola pakan di atas harus diterapkan secara bertahap dan konsisten. Dengan begitu, tingkat kecenderungan Murai Batu anakan mengalami stres menjadi lebih kecil. Jika hal itu terwujud, keberlangsungan hidupnya bisa bertahan sampai dewasa dan membuahkan hasil. Tentunya juga demi untuk menyenangkan hati anda